Senin, 14-10-2024
  • Selamat Datang di Website Resmi SMK Negeri 1 Sambirejo      

Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik Akan Campuran Dengan Metode Star Pada Pembelajaran Kimia IPAS di SMK Negeri 1 Sambirejo Kabupaten Sragen

Diterbitkan : - Kategori : Publikasi

BEST-PRACTICE: MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK AKAN CAMPURAN DENGAN METODE STAR PADA PEMBELAJARAN KIMIA IPAS DI SMK NEGERI 1 SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN

 

Dewi Retnowati

dwretnowati7@gmail.com

 

Abstract

 

Praktik Baik Pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan akan mmateri Zat dan Perubahannya khususnya mengenai campuran dalam mata pelajaran kimia yang terintegrasi dalam mata pelajaran IPAS dalam Kurikulum Merdeka. Metode yang dipakai adalah metode STAR yang berdasarkan Situasi, Tantangan, Aksi dan Refleksi beserta dampak dan hasilnya. Metode STAR sendiri merupakan jembatan dari Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL) sehingga peserta didik secara bertahap akan terkondisikan untuk belajar secara kreatif dan merdeka sementara guru akan menjadi fasilitator pembelajaran. Object dari Praktik Baik Pembelajaran ini adalah Kelas X SMK Negeri 1 Sambirejo Kabupaten Sragen. Kegiatan Aksi Pembelajaran terbagi menjadi dua tahapan aksi di mana masing-masing aksi menunjukkan hasil yang positif dalam pembelajaran kimia didalam bingkai mata pelajaran IPAS..

 

Kata kunci: campuran, kimia, PBL, PjBL, STAR

 

Latar Belakang

SMK Negeri 1 Sambirejo terletak 12 KM di selatan Kota Kabupaten Sragen, semakin berkembang dari tahun ke tahun, hal ini terbukti dari minat siswa lulusan SMP sederajat yang semakin meningkat untuk mendaftar ke SMK Negeri 1 Sambirejo hingga Tahun Pelajaran 2022/2023.

SMK Negeri 1 Sambirejo terdiri dari 5 (lima) Kompetensi Keahlian.,yaitu Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Bisnis Sepeda Motor, Teknik Body Otomotif, Teknik Multi Media dan Tata Busana.

Minat peserta didik untuk masuk sekolah berbasis kejuruan (SMK) cukup tinggi, namun pada kenyataannya masih terdengar keluhan sebagian besar peserta didik bahwa “Kimia itu sulit”. Meski dalam Kurikulum Merdeka ini, mata pelajaran (mapel) Kimia dilebur menjadi mapel IPAS. Dalam pembelajaran kimia, peserta didik kurang semangat dan kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, lebih senang mengobrol dengan temannya atau asyik dengan kegiatannya sendiri daripada memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Dengan kondisi seperti ini perlu upaya untuk meningkatkan keaktifan dan motivasi peserta didik. Artinya perlu ada pembenahan kelas yang tidak kondusif, salah satu caranya dengan menerapkan beberapa metode yang ditawarkan melalui pendekatan saintifik.

Sejalan dengan tuntutan pemerintah melalui pemberlakuan Kurikulum Merdeka, di mana guru diminta untuk mengelola kelas dengan pendekatan yang merdeka pula, maka penelitian ini memfokuskan pada penemuan praktik-praktik terbaik berdasarkan   pengalaman merdeka mengajar dan merdeka belajar sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar kimia dalam bingkai IPAS peserta didik SMK Negeri 1 Sambirejo.

 

Pelaksanaan

  1. Konsep Metode STAR

STAR adalah singkatan dari Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak, metode ini sebenarnya adalah pengembangan dari Problem Based Learning (PBL) atau bias juga dari Project Based Learning (PjBL). Menurut Hung (2008), Problem Based Learning (PBL) adalah sebuah kurikulum yang merencanakan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan instuksional. PBL merupakan model pembelajaran yang menginisiasi siswa dengan menghadirkan sebuah masalah agar diselesaikan oleh siswa. Sementara Goodman dan Stivers (2010)mendefinisikan PjBL sebagai pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok. Metode STAR bisa menjadi jembatan penyambung antara PBL dengan PjBL.

 

  1. Tujuan Pelaksanaan

Praktek baik pembelajaran ini terbagi menjadi 2 (dua) aksi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang berbeda, yaitu:

Pembelajaran Aksi I bertujuan untuk meningkatkan minat peserta didik dalam belajar kimia pada    materi Zat dan Perubahan ( Zat Tunggal dan Campuran) sedangkan Pembelajaran Aksi II bertujuan untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan masalah kontekstual pada materi Zat dan Perubahan ( Pemisahan Campuran)

 

  1. Pelaksanaan Aksi

Kegiatan pembelajaran aksi 1 dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2022 dan Kegiatan pembelajaran aksi 2 dilaksanakan pada tangga 13 September 2022, semuanya dilakukan di SMK Negeri 1 Sambirejo, Kabupaten Sragen.

 

Situasi

  • Pembelajaran Aksi I

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah  yaitu:

  1. Peserta didik kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dikelas
  2. Peserta didik tidak konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran dikelas
  3. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
  4. Peserta didik sering melakukan kesalahan dalam membedakan antara  zat tunggal dan campuran dalam materi Zat dan Perubahan.
  5. Peserta didik sering melakukan kesalahan dalam membedakan antara  larutan dan campuran dalam materi Zat dan Perubahan

 

Peran dan tanggung jawab guru dalam praktik pembelajaran ini adalah:

Mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai serta dapat meningkatkan minat peserta didik dalam belajar mata pelajaran Kimia (IPAS)

 

  • Pembelajaran Aksi II

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah yaitu:

  1. Rendahnya motivasi belajar peserta didik
  2. Peserta didik menganggap pelajaran Kimia dalam IPAS merupakan pelajaran yang sulit
  3. Sebagian peserta didik kesulitan dalam menyelesikan masalah yang berkaitan dengan materi Pemisahan Campuran
  4. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
  5. Peserta didik masih menganggap materi kimia jauh dari kehidupan sehari-hari

 

Peran dan tanggung jawab guru dalam praktik pembelajaran ini adalah:

Sebagai fasilitator yang mendorong pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center oriented) dan juga pendorong kreatifitas peserta didik dalam memahami materi ajar melalui rancangan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai serta dapat meningkatkan minat peserta didik dalam belajar mata pelajaran Kimia (IPAS)

 

Tantangan

  • Pembelajaran Aksi I

Setelah melakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru, dan kepala sekolah, maka penyebab dari tujuan yang ingin dicapai yaitu :

  1. Pembelajaran masih berpusat pada guru dimana guru masih menggunakan metode ekspositori yaitu guru menjelaskan materi, contoh soal dan memberikan tugas sehingga siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran
  2. Rendahnya motivasi peserta didik untuk mengulang materi yang telah disampaikan
  3. Latar belakang pekerjaan dan pendidikan orang tua sehingga banyak orang tua yang sibuk bekerja sehingga tidak sempat memberikan bimbingan belajar kepada anaknya selama dirumah
  4. Stigma peserta didik SMK bahwa mata pelajaran non kejuruan seperti Kimia (IPAS) ini tidak penting dalam keseharian
  5. Persepsi peserta didik SMK bahwa mata pelajaran Kimia dalam IPAS itu kaku dan membosankan

 

Berdasarkan penyebab dari permasalahan di atas tantangan yang  dihadapi guru yaitu :

  1. Penggunaan model pembelajaran yang tepat sehingga mampu meningkatkan aktifitas dan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran
  2. Penggunaan media yang tepat dan inovatif yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pembelajaran mampu menarik minat peserta didik  untuk mengikuti pembelajaran
  3. Guru harus mampu meningkatkan motivasi dan minat peserta didik, serta kemampuan peserta didik dalam memahami bahwa mata pelajaran apapun sama pentingnya dengan menanamkan pemahaman konsep melalui proses pembelajaran yang menantang dan menyenangkan.
  4. Guru harus mampu menunjukkan kepada peserta didik bahwa Kimia itu dekat dengan kehidupan sehari-hari dengan menanamkan pemahaman konsep melalui proses pembelajaran yang menantang dan menyenangkan
  5. Guru harus mampu meningkatkan motivasi dan minat peserta didik, serta kemampuan peserta didik dalam memahami Materi Zat dan Perubahannya dengan menanamkan pemahaman konsep melalui proses pembelajaran yang menantang dan menyenangkan

 

Berdasarkan kelima tantangan tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi melibatkan peran guru dalam hal kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Sementara dari sisi peserta didik adalah keaktifan.

 

  • Pembelajaran Aksi II

Setelah melakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru, dan kepala sekolah, maka penyebab dari tujuan yang ingin dicapai yaitu :

  1. Model pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru
  2. Rendahnya motivasi peserta didik untuk mengulang materi yang  telah disampaikan
  3. Kurangnya kemandirian belajar peserta didik dalam    menyelesaikan masalah Kimia dalam IPAS
  4. Kekakuan peserta didik dalam pembelajaran Kimia dalam IPAS

 

Berdasarkan penyebab dari permasalahan diatas tantangan yang  dihadapi guru yaitu :

  1. Penggunaan model pembelajaran yang tepat sehingga mampu meningkatkan aktifitas dan partisipasi siswa  dalam pembelajaran
  2. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan menarik begi peserta didik
  3. Guru harus mampu memotivasi dan membimbing peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan masalah kontekstual
  4. Guru harus mampu meningkatkan motivasi dan minat peserta didik, serta kemampuan peserta didik dalam memahami Materi Zat dan Perubahannya dengan menanamkan pemahaman konsep melalui proses pembelajaran yang menantang dan menyenangkan

 

Aksi

  • Pembelajaran Aksi I

Berdasarkan tantangan yang dihadapi guru, langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu :

  1. Pemilihan model pembelajaran yang inovatif
    1. Strategi yang digunakan guru dalam memilih model pembelajaran inovatif dengan memahami karakteristik siswa dan karakteristik materi pelajaran. Adapun model pembelajaran yang dipilih yaitu problem based learning (PBL)
    2. Proses pemilihan model ini yaitu : mempelajari model-model pembelajaran inovatif melalui kajian literatur, mempelajari kemampuan awal dan kebiasaan atau gaya belajar peserta didik serta mempelajari karakteristik materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
    3. Sumber daya yang digunakan yaitu jaringan internet, buku-buku yang terkait model-model pembelajaran inovatif dan buku siswa Proyek IPAS kelas X
  2. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan menarik bagi siswa
    1. Strategi yang dilakukan yaitu menggunakan Media pembelajaran Laptop yang tersambung dengan LCD dan jaringan internet
    2. Proses pembuatan media pembelajaran inovatif oleh guru sendiri yaitu dimulai dari mencari referensi yang dapat membuat peserta didik lebih mudah memahami konsep Zat dan Perubahan dan mendesainnya dengan menarik
    3. Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran yaitu bahan ajar yang ada di laptop, jaringan internet, dan aplikasi microsoft power point
  3. Meningkatkan keaktifan peserta didik
  1. Strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu merangcang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan mengembangkan RPP (Modul Ajar) dan LKPD terkait dengan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
  2. Proses pengembangan RPP (Modul Ajar) yang berpusat pada peserta didik dengan menentukan kegiatan-kegiatan pembelajaran apa saja yang dapat mengaktifkan peserta didik dan berpartisipasi aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran
  3. Sumber daya yang diperlukan kompetensi dan kreatifitas guru dalam mengembangkan RPP (Modul Ajar) dan LKPD yang berpusat pada aktivitas peserta didik
  4. Siapa saja yang terlibat dalam aksi ini : Guru dan peserta didik 

 

  • Pembelajaran Aksi II

Berdasarkan tantangan yang dihadapi guru, langkah-langkah apa yang harus dilakukan yaitu :

  1. Pemilihan model pembelajaran yang inovatif
    1. Strategi yang digunakan dalam memilih model pembelajaran yang tepat adalah dengan memahami materi dan karakteristik siswa. Adapun model pembelajaran inovatif yang dipilih yaitu model project based learning (PJBL)
    2. Proses pemilihan model ini yaitu : mempelajari model-model pembelajaran inovatif melalui kajian literatur, melihat kemampuan awal dan kebiasaan atau gaya belajar peserta didik serta mempelajari karakteristik materi Pemisahan Campuran
    3. Sumber daya yang digunakan yaitu jaringan internet, buku-buku yang terkait model-model pembelajaran inovatif
  2. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan menarik bagi siswa
    1. Strategi yang dilakukan yaitu dengan menggunakan media pembelajaran PPT
    2. Proses pembuatan media pembelajaran inovatif oleh guru sendiri yaitu dimulai dari mencari referensi yang dapat membuat siswa lebih mudah menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi Pemisahan Materi dan mendesainnya dengan menarik
    3. Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran yaitu bahan ajar yang ada di laptop, jaringan internet, dan aplikasi microsoft power point
  3. Guru harus mampu memotivasi dan membimbing siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan mesalah kontekstual
    1. Strategi yang dilakukan yaitu dengan merancang bembelajaran inovatif yang berpusat pada peserta didik melalui pengembangan RPP (Modul Ajar) dan LKPD terkait dengan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
    2. Proses pengembangan RPP (Modul Ajar) yang berpusat pada peserta didik dengan menentukan kegiatan-kegiatan pembelajaran apa yang akan dilakukan sesingga dapat memotivasi dan membibing peserta didik dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan materi Pemisahan Campuran
    3. Sumber daya yang diperlukan kompetensi dan kreatifitas guru dalam mengembangkan RPP (Modul Ajar) dan LKPD yang berpusat pada aktivitas peserta didik
    4. Siapa saja yang terlibat dalam aksi ini :Guru dan peserta didik

 

Refleksi Hasil dan Dampak

  • Pembelajaran Aksi I
    • Dampak dari penerapan model problem based learning yang dipadukan dengan media power point dan YouTube dalam kegiatan pembelajaran kimia (IPAS), efektif karena dapat membuat peserta didik aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, karena pada saat pembelajaran peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok serta dari setiap kelompok akan menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru, dan akan dipresentasikan di depan kelas
    • Dengan menggunakan model problem based learning, dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar kimia, terlihat dari tercapainya indikator yang digunakan dalam mengukur minat siswa serta siswa dapat memahami konsep Zat Tunggal dan Campuran
    • Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan    menggunakan strategi tersebut, respon   dari lingkungan sekitar yaitu dari peserta didik, teman sejawat, kepala sekolah, Dosen pembimbing dan guru pamong memberikan respon positif diantaranya sebagai berikut:
  1. Dari peserta didik mereka merasa senang dengan proses pembelajaran karena mereka dapat terlibat langsung dan kegiatannya menarik menurut mereka.
  2. Dari teman sejawat dan Kepala Sekolah: secara keseluruhan sudah dapat mengkondisikan kelas dan terarah, peserta didik dapat terlibat aktif dan kegiatannya   menyenangkan.
  3. Dosen pembimbing dan guru pamong: peserta didik sangat aktif dan interaktif dalam pembelajaran

 

  • Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran terutama dalam hal pemilihan media dan model pembelajaran yang inovatif yang dikembangkan dalam RPP (Modul Ajar) yang telah dibuat.
  • Pembelajaran yang dapat diambil yaitu sebagai seorang guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam memilih model, metode dam media pembelajaran sehingga proses belajar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan

 

  • Pembelajaran Aksi II
  • Dampak dari penerapan model project based learning yang dipadukan dengan media PPT dalam kegiatan pembelajaran Kimia (IPAS), efektif karena dapat membuat peserta didik aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, karena pada saat pembelajaran peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok serta dari setip kelompok akan mengerjakan tugas proyek dan akan dipresentasikan didepan kelas. Dari tugas proyek yang dikerjakan, terlihat siswa dapat menyelasaikan masalah konteksual yang berkaitan dengan materi Pemisahan Campuran dan pada akhir pembelajaran sebagian besar siswa dapat menjawab kuis dengan benar tekait dengan materi Zat dan Perubahannya
  • Sebagian besar respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini sangat senang karena mereka terlihat antusias dan terlibat aktif dalam dalam kegiatan pembelajaran, dimana mereka mendapat pengalan yang baru dari tugas proyek
  • Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran terutama dalam hal pemilihan media dan model pembelajaran yang inovatif yang dikembangkan dalan RPP (Modul Ajar).

 

Kesimpulan

 

Berdasarkan tantangan tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi adalah: melibatkan peran guru dalam hal kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Sementara dari sisi peserta didik yaitu kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah terutama masalah kontekstual.

Pembelajaran yang dapat diambil yaitu sebagai seorang guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam memilih model, metode dam media pembelajaran sehingga proses belajar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan

Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan, karena:

  1. Sebagian guru mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang saya hadapi saat ini yaitu tentang kurangnya bersemangatnya peserta didik SMK di kelas untuk pembelajaran non kejuruan semacam Kimia (IPAS)
  2. Praktik pembelajaran ini dapat memotivasi saya sendiri untuk mendesain pembelajaran yang inovatif
  3. Praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi, dan acuan bagi penulis pribadi bagaimana cara mengatasi permasalahan pembelajaran pada materi yang lain.
  4. Praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi, dan  data awal untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terkait materi pembelajaran yang ada
  5. Praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi, dan inspirasi bagi guru-guru lain bagaimana cara mengatasi permasalahan pembelajaran. 
  6. Praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi, dan  masukan bagi pihak kurikulum agar memberi ruang kreativitas yang lebih kepada para guru dalam merdeka mengajar, salah satunya dengan pembelajaran di luar kelas.

 

Daftar Pustaka

Goodman, B & Stivers, J. (2010). Project Based Learning. New York: Prentice Hall

Hung, W., Jonassen, D. H., & Liu, R. (2008). Problem-Based Learning. Handbook Of Research on Educational Communications and Technology, 3, 485-506.

Sagendra, Berti dkk. (2021) Proyek IPAS: Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial Rumpun Teknologi untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga

Tag : , , , ,

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan

SMK NEGERI 1 SAMBIREJO

  •     Jl. raya sragen-balong km. 12 sambirejo, sragen, Sambirejo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah 57293
  •    Telp. (0271) 7005835
  •   smknsatusambirejo@ymail.com

STATISTIK PENGUNJUNG